Padel adalah olahraga raket yang relatif baru di Indonesia, menggabungkan elemen dari tenis dan squash. Olahraga ini pertama kali diciptakan oleh Enrique Corcuera di Acapulco, Meksiko, pada tahun 1969, dan sejak itu berkembang pesat di berbagai belahan dunia, terutama di Spanyol dan Amerika Latin. Di Indonesia, padel mulai diperkenalkan sekitar tahun 2020 dan kini sedang naik daun, terutama di kalangan masyarakat urban di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bali.
Perkembangan padel di Indonesia ditandai dengan berdirinya klub pertama, Bali Padel Academy, yang menjadi pionir dan turut menginisiasi pembentukan Persatuan Padel Seluruh Indonesia (PPSI). Selain di Bali, padel juga mulai hadir di Jakarta dengan fasilitas seperti Racquet Padel Club di Cilandak dan Verde Sports Hub di Pantai Indah Kapuk 2. Lapangan padel berukuran lebih kecil dibandingkan lapangan tenis (10×20 meter) dan dikelilingi dinding kaca yang menjadi bagian dari permainan, membuatnya lebih dinamis dan mudah dipelajari dibandingkan olahraga raket lainnya.
Padel biasanya dimainkan secara berpasangan (ganda), menggunakan raket padat tanpa senar dan bola yang mirip dengan bola tenis namun dengan tekanan lebih rendah. Aturan mainnya sederhana: bola harus dipukul melewati net ke sisi lawan, dan pemain boleh memanfaatkan pantulan dari dinding, mirip seperti squash. Hal ini membuat padel cocok untuk pemula sekaligus menantang bagi pemain berpengalaman.
Antusiasme terhadap padel di Indonesia terus meningkat, didukung oleh komunitas yang berkembang, turnamen lokal seperti GarudaEvo Padel Series, dan rencana untuk menjadikannya cabang olahraga ekshibisi di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Aceh-Sumatera Utara. Dengan sifatnya yang sosial, mudah diakses, dan menyenangkan, padel berpotensi menjadi salah satu olahraga favorit di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Leave a Reply